A. Sejarah Kelahiran Daerah
Setiap
tempat atau setiap daerah pasti memiliki sejarah kelahiran atau berdirinya.
Pada bagian ini kamu akan diajak untuk mengetahui sejarah kelahiran daerah
kamu. Bagaimana cara kita mengetahuinya?
Untuk
mengetahuinya kamu harus mencari sumber yang dapat dipercaya. Sumber itu baik
dari orang lain (sumber lisan), tulisan, ataupun dari bendabenda bersejarah
yang menunjukkan berdirinya daerahmu. Berikut ini merupakan salah satu contoh
sejarah kelahiran suatu tempat, yakni sejarah berdirinya Kota Jakarta. Simaklah
dengan seksama!
Lahirnya
Kota Jakarta
Pada
abad ke-13 di Jawa Barat terdapat sebuah kerajaan Hindu. Kerajaan tersebut
bernama Kerajaan Pakuan Pajajaran. Kerajaan itu biasa disebut Kerajaan Sunda.
Pusat kerajaannya terletak di daerah Bogor .
Kerajaan Pajajaran mempunyai enam buah pelabuhan yakni Banten, Pontang, Cigede,
Cimanuk, Tanara, dan Kelapa. Pelabuhan Kelapa terletak di tepi Teluk Jakarta dan sering pula
disebut Sunda Kelapa.
Pelabuhan
Sunda Kelapa lamakelamaan menjadi pelabuhan penting dan sangat strategis. Ketika
Malaka (kini wilayah Malaysia )
jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, Kerajaan Demak di Jawa Tengah tidak
tinggal diam. Armada Kerajaan Demak menyerang orang-orang Portugis di Malaka.
Usaha ini gagal karena persenjataan orang-orang Portugis lebih kuat. Karena
takut ditaklukan oleh Kerajaan Demak, maka Kerajaan Pajajaran menjalin hubungan
baik dan meminta bantuan orang-orang Portugis. Pada saat itulah pengaruh Islam
sudah mulai berkembang di Banten dan Cirebon .
Pada tahun 1522, penguasa Pajajaran mengijinkan orang Portugis membangun
benteng di pelabuhan Sunda Kelapa. Untuk membendung pengaruh Portugis di
Pajajaran, Sultan Trenggono dari Demak memerintahkan Panglima Fatahillah untuk
menaklukkan bandar-bandar Pajajaran. Pada tahun 1526, pasukan Fatahillah
berhasil menguasai Banten.
Pasukan
Fatahilah juga berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa. Peristiwa ini terjadi
pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak saat itu Sunda Kelapa diubah namanya menjadi
Jayakarta atau Jakarta yang berarti kota kemenangan atau kota
kejayaan. Orang-orang Pajajaran sendiri yang terdesak kemudian menyingkir ke
pedalaman. Hingga sekarang mereka dikenal sebagai Suku Baduy.
Pada
masa penjajahan Belanda, nama Jayakarta berubah menjadi Batavia (Betawi). Sejak Proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945, nama Jayakarta atau Jakarta kembali digunakan. Sejak itu pula Jakarta menjadi pusat pemerintahan atau ibu kota negara RI. Hingga
sekarang tiap tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Kota Jakarta .
B. Bentuk Peninggalan Sejarah
Kita
bisa mengetahui kehidupan masa lalu manusia melalui peninggalan-peningalan
sejarah yang ditemukan. Peninggalan bersejarah itu bisa berupa adat atau
budaya, alat yang digunakan, tulisan maupun dalam bentuk bangunan. Peninggalan
bersejarah yang berupa budaya merupakan kebiasaan yang berasal dari nenek
moyang dan berlaku secara turun temurun dalam masyarakat. Secara lebih rinci,
pembagian bentuk-bentuk peninggalan sejarah adalah sebagai berikut:
1. Tulisan
a. Prasasti
Prasasti
merupakan peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar pada batu.
Sehingga prasasti disebut juga batu tulis. Prasasti berisi tentang suatu
peristiwa penting yang dialami oleh suatu kerajaan atau seorang raja. Prasasti
menggunakan Bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta biasanya digunakan oleh
orang-orang terpelajar di India .
Dapat
dikenal di Indonesia karena
hubungan antara kaum terpelajar Indonesia
dengan kaum terpelajar dan tokoh agama India . Prasasti tertua di indonesia
adalah Prasasti Yupa di Kalimantan Timur sekitar tahun 500 M. Prasasti yang
lain antara lain Prasasti Telaga Batu dari Palembang , Prasasti Sriwijaya dari Sumatera,
Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat.
b. Naskah
kuno
Naskah
kuno merupakan dokumen-dokumen penting yang berisi informasi di jaman dulu.
Naskah kuno juga dapat berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda dan
kitab-kitab. Contoh naskah kuno adalah Kitab Sutasoma dan Negara-kertagama dari
Keraja-an Majapahit dan Kitab Tajussalatina dari kerajaan Melayu.
2. Bangunan/Gedung
a. Candi
Candi
merupakan bangunan batu yang kebanyakan digunakan untuk beribadah. Kata candi
berasal dari nama salah satu Dewa Durga (Dewa Maut) yaitu Candika. Candi
merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Pada dinding candi biasanya
terdapat ukiran yang disebut relief.
Bangunan
candi sebagian besar berada di Jawa. Contoh candi adalah Candi Borobudur, Candi
Prambanan, dan Candi Kalasan di Jawa Tengah. Contoh lainnya adalah Candi
Portibi di Sumatera Utara. Candi Borobudur adalah candi terbesar di Dunia.
b. Benteng
Benteng
adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat pertaha-nan. Benteng merupakan peninggalan
jaman penjajahan. Benteng dibangun oleh bangsa penjajah maupun oleh
kerajaankerajaan di nusantara. Contoh Benteng adalah Benteng Marlborough (Bengkulu),
Benteng Fort De Kock (Bukittinggi) dan Benteng Keraton di Yogyakarta.
c. Masjid
Masjid
adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid mulai dikenal pada saat ajaran Islam
masuk ke Indonesia .
Adanya Masjid-masjid peninggalan sejarah membuktikan pengaruh Islam sudah ada
sejak dulu. Contoh masjid yang meru-pakan peninggalan sejarah adalah Masjid
Raya Baitussalam di Aceh, Masjid Raya Banten, dan Masjid Agung Demak
d. Istana
atau Keraton
Istana
atau Keraton adalah tempat tinggal raja. Pada zaman dahulu, wilayah Indonesia
terdapat banyak kerajaan. Sehingga peninggalan istana atau keraton masih ada.
Contoh
istana atau keraton antara lain Istana Maemun Medan , Istana Negara di Jakarta, Keraton
Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta Selain
bangunan-bangunan di atas masih ada bangunan-bangunan lain yang merupakan
peninggalan bersejarah seperti Gedung Sate di Bandung, Gereja Blenduk di
Semarang, Makam raja-raja dan makam Walisongo.
3. Benda-benda
Peninggalan
sejarah yang berupa benda atau barang antara lain:
a. Fosil
Fosil
adalah bagian atau sisa mahkluk hidup yang sudah membatu. Fosil merupakan sisa
makhluk hidup yang mati berjuta-juta tahun yang lalu. Di wilayah Indonesia cukup
banyak ditemukan fosil. Di antaranya di Mojokerto, Jawa Timur dan di Sangiran,
Jawa Tengah
b. Artefak
Artefak
adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia zaman dahulu.
Artefak dapat berupa alat-alat pertanian, peralatan makan dan memasak, senjata,
serta perhiasan.
c. Patung
Patung
biasanya terbuat dari batu. Pada zaman dulu orang membuat patung untuk
mengenang orang penting yang sudah meninggal. Ada pula patung yang merupakan perwujudan
dari para dewa di ajaran Hindu-Budha. Contoh patung adalah Patung Ken Dedes
atau Prajna Paramita, Patung Roro Jonggrang di Candi Prambanan, dan Patung Dewa
Syiwa.
4. Karya Seni Lain
Yang
dimaksud karya seni lain di sini adalah karya seni yang tidak bersifat
kebendaan. Yakni karya seni yang hidup atau menjadi tradisi di masyarakat.
Contohnya antara lain sebagai berikut:
a. Tarian
tradisional
Tarian
tradisional merupakan tarian peninggalan zaman dulu yang sampai sekarang masih
ada. Zaman dulu tarian sering ditampilkan saat upacara adat, menyambut tamu,
dan sebagai hiburan. Contoh tarian tradisional antara lain Tari Gambyong dari
Jawa Tengah dan Tari Seudati dari Aceh.
b. Dongeng atau cerita rakyat
Dongeng
atau cerita rakyat merupakan cerita yang disampaikan secara turun-temurun.
Cerita rakyat tidak jelas siapa pengarangnya. Cerita rakyat ada yang merupakan
kisah nyata namun ada pula yang hanya karangan manusia. Contohnya adalah
Malinkundang dari Sumatera Barat dan Tangkuban Perahu dari Jawa Barat. Cerita
rakyat ini mengandung hikmah atau pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat.
c. Lagu atau tembang daerah
Lagu
atau tembang daerah juga merupakan peninggalan sejarah. Contohnya antara lain
Lagu Lir-ilir dari Jawa Tengah dan Lagu Gending Sriwijaya dari Sumatera.
d. Seni pertunjukan
Seni
pertunjukan di Indonesia
cukup banyak. Antara lain Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Yogyakarta,
Ogoh-ogoh dari Bali dan Wayang Golek dari Jawa
Barat
5. Adat-Istiadat
Adat
istiadat berhubungan dengan kepercayaan masyarakat. Adatistiadat merupakan
tradisi kepercayaan yang dilakukan suatu masyarakat secara turun temurun. Yang
termasuk adat istiadat adalah upacara adat. Contohnya antara lain Upacara
Pembakaran Mayat (Ngaben) di Bali, Upacara Sedekah Laut di Yogyakarta, dan
Upacara Lompat Batu di Pulau Nias.
C. Menjaga Kelestarian Peninggalan Sejarah
Sejak
dahulu bangsa Indonesia
sudah mampu menciptakan berbagai benda dan karya yang sangat berharga.
Peninggalan sejarah tersebut sebagai bukti bahwa Indonesia telah memiliki budaya
yang tinggi. Semua peninggalan bersejarah penting artinya bagi sebuah negara.
Peninggalan sejarah merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Semakin lama atau semakin tua, nilainya justru semakin tinggi. Semakin langka
suatu peninggalan bersejarah juga semakin tinggi nilainya.
Peninggalanpeninggalan bersejarah sangat bermanfaat sebagai bahan studi atau penelitian
di samping juga dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Karena begitu pentingnya
peninggalan bersejarah maka perlu diadakan upaya pelestarian. Hal-hal yang
dapat dilakukan dalam upaya melestarikan peninggalan bersejarah antara lain:
1. Melakukan
pendataaan dan pencatatan berbagai peninggalan sejarah.
2. Mengumpulkan
benda-benda bersejarah dan disimpan di dalam museum.
3. Merawat dan
menjaga agar tidak rusak.
4. Melakukan
pemugaran atau penataan kembali bangunan bersejarah yang sudah rusak.
5. Menyebarluaskan
informasi mengenai peninggalan sejarah yang ada.
Keindahan,
kemegahan serta keunikan peninggalan bersejarah merupakan bukti nyata betapa
tingginya budaya bangsa Indonesia .
Ini merupakan kebanggaan sejarah bangsa Indonesia . Oleh karena itu, peninggalan
sejarah dilindungi oleh undang-undang dan sebagai anggota masyarakat wajib ikut
memeliharanya.