Peninggalan
Sejarah dari Masa Budha
a.
Kerajaan Kalingga
Kerajaan
Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa Tengah. Kerajaan ini
dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan
Kalingga, antara lain Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng
Gunung Merbabu Jawa Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M
ditulis dalam hruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta.
b.
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad
ke-7 Masehi. Letaknya di Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada
pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang merupakan pusat
kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada saat diperintah
oleh Balaputradewa merupakan putra dari Samaratungga yang berasal dari Jawa,
sekitar abad ke -9.
Pada
mulanya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai. Namun, setelah kuat
mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini dimaksudkan untuk menguasai
perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat
perdagangan yang berhasil dikuasainya, antara lain daerah Tulang Bawang, Kedah,
Pulau Bangka, Jambi, Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram).
Dalam
upaya memperluas serta mempertahankan wilayah kekuasaannya, Sriwijaya membentuk
armada laut yang kuat. Hampir seluruh Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan
Barat dan Selat Sunda dapat dikuasai. Oleh karena itu, Sriwijaya di sebut
sebagai Kerajaan Nusantara yang pertama.
Wilayah
kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi pusat pertemuan antara
pedagang dari India dan China ,
menjadikan kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan
pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya sebagai Kerajaan
Maritim. Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran
agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang mempelajari
bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari China yang bernama I-tsing tahun
685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru ilmu agama Budha yang berasal dari India , yaitu Sakhyakitri
dan Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda
dari Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India ).
Kebesaran
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena serangan Raja Colamandala dari
India Selatan tahun 1025 M. Tahun 1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya.
Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat
Kerajaan Sriwijaya berakhir. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara
lain:
1) Prasasti Kedukan Bukit (684 M),
2) Prasasti Talang Tuo (684 M),
3) Prasasti Kota Kapur (686 M),
4) Prasasti Karang Berahi (686 M).
3. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu-Budha
a. Kerajaan
Mataram Kuno
Kerajaan
ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad ke-8. Kerajaan ini
diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti
Syailendra yang beragama Budha.
Peninggalan-peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno, antara lain sebagai berikut.
1) Dinasti Sanjaya:
a) Prasasti
Canggal (732 M) ditemukan di Gunung Wukir di Desa Canggal, isinya memperingati
pembuatan lingga di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya;
b) Prasasti
Mantyasih (907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M), isinya raja-raja yang
memerintah dari Dinasti Sanjaya.
2) Dinasti
Syailendra
a) Prasasti
Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra yang beragama Budha;
b) Prasasti
Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai Panangkaran telah berpindah agama dari
Hindu menjadi Budha;
c) Prasasti
Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk
Raja Rakai Panangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun
sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk para Bikhu di
Kalasan;
d) Prasasti
Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari
Budha, Wisnu dan Sanggha yang disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu
dan Siwa;
e) Prasasti
Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak
iparnya Rakai Pikatan.
b.
Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan
ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun, letak Kerajaan
Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur, tepatnya di daerah Muara Sungai
Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Nganjuk sebelah barat dan
Pasuruan sebelah selatan serta selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1) Prasasti
Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri
Wardhani pu Kbi;
2) Prasasti
Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk tempat
peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang;
3) Prasasti
Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun Candi Jayamrata dan
Jayamstambho di Desa Anyok Lodang;
4) Prasasti
Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga
memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
c.
Kerajaan Kediri
Kerajaan
Kediri didirikan tahun 1041 Masehi. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari
Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat Jawa Timur. Kerajaan ini
dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri(Panjalu) dengan pusat
pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala dengan pusat pemerintahan di
Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain:
1) Prasasti
Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan musuhnya yang bernama
Linggajaya dan mengusirnya dari istana Tanjung;
2) tiga
prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambing kerajaan, yakni
Garudhamuka;
3) Prasasti
Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh Raja Jayabhaya pada
Desa Ngantang;
4) Prasasti
Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan;
5) Prasasti
Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan Kertaraharja atas musuhnya yang
mengganggu istana Katangkatang.
d.
Kerajaan Singasari
Kerajaan
Singasari didirikan tahun 1222 Masehi. Letaknya di sebelah timur Gunung Kawi,
Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain:
1) Prasasti
Mula Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan desa Malurung menjadi
Sima (daerah Swatantra) untuk sang Pranajaya beserta keturunannya yang telah
berjasa kepada raja;
2) Prasasti
Kragan (1256);
3) Prasasti
Maribong (1264) hanya berupa satu lempengan saja;
4) Prasasti
Sarwadharma (1269), isinya rakyat Sarwadharma menghadap raja dan memohon agar
daerah mereka dibebaskan dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima.
e.
Kerajaan Majapahit
Kerajaan
Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas. Peninggalan-peninggalan
kerajaan ini, antara lain sebagai berikut.
1) Candi:
a)
Penataran;
b)
Sawentar;
c)
Sumberjati.
2) Prasasti
Butak (1294), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden
Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.
3) Kitab-kita kuno, antara lain Pararaton dan
kitab Negarakertagama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar