Senin, 16 Maret 2015

Bab 11 Halaman 6, Dalil dan Logika terbentuknya Jagatraya (Allah Maha Pencipta)

Dalil dan Logika terbentuknya Jagatraya (Allah Maha Pencipta)



            Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah maha pencipta lagi Maha Mengetahui. ( QS. Yaa Siin 36:81 )
Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab. Seorang sopir yang mobilnya mogok akan turun dari kendaraannya dan memeriksa kemungkinan sebab-sebab mogoknya mobil itu. Tidak akan pernah terpikir olehnya bahwa mobilnya akan bisa mogok manakala segala sesuatu berada dalam kondisi yang prima. Untuk membuat mobilnya bisa berjalan lagi, dia akan menggunakan cara apa pun yang bisa dilakukannya. Dia tidak akan pernah duduk-duduk saja menunggu mobilnya bisa berjalan lagi.
Jika seseorang merasa lapar, dia akan berpikir tentang makanan. Jika dia haus, dia akan memikirkan air. Jika dia kedinginan, dia akan mengenakan pakaian tambahan atau menyalakan api. Dia tidak akan pernah duduk-duduk saja sambil meyakinkan dirinya bahwa suatu kebetulan akan menyelesaikan masalahnya. Seseorang yang ingin mendirikan bangunan, meminta jasa seorang arsitek, dan para pekerja bangunan. Dia tidak akan pernah berharap bahwa keinginannya terlaksana dengan sendirinya.
Bersama dengan maujudnya manusia, gunung-gunung, hutan-hutan, dan lautan-lautan yang luas juga telah ada bersamanya. Dia selamanya telah melihat matahari, bulan, dan bintang bergerak dengan teratur dan terus-menerus melintasi langit.
Meski demikian, orang-orang yang berilmu di dunia, tanpa mengenal lelah, telah mencari sebab-sebab wujud-wujud dan fenomena-fenomena yang menakjubkan itu. Tidak pernah mereka mengatakan: “Selama kita hidup, kita telah menyaksikan benda-benda langit tersebut dalam bentuknya seperti yang sekarang ini. Karena itu, tentu mereka terwujud dengan sendirinya.”
Hasrat ingin tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini memaksa kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya, ataukah ia memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?”
Apakah sistem mengagumkan yang berlaku di seluruh alam semesta ini, yang diatur oleh hukum-hukum abadi tanpa kekecualian dan yang membimbing segala sesuatu menuju tujuannya yang unik, dikendalikan oleh suatu kekuasaan dan pengetahuan yang tak terbatas, ataukah ia muncul secara kebetulan saja?
Jawaban terhadap pertanyaan ini positif, artinya ke manapun manusia melihat di seluruh penjuru semesta ini, ia akan melihat bukti-bukti yang melimpah akan adanya satu Pencipta dan Kekuatan Pemelihara, sebab manusia melihat bahwa setiap ciptaan itu menikmati anugerah-anugerah wujud dan secara otomatis bergerak mengikuti jalan yang tertentu, akhirnya lenyap dan digantikan makhluk yang lain. Makhluk-makhluk ini tidak pernah mewujudkan dirinya sendiri, menciptakan arah perkembangannya sendiri, ataupun memainkan peran sekecil apa pun dalam menciptakan atau Bukti.
Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab. Seorang sopir yang mobilnya mogok akan turun dari kendaraannya dan memeriksa kemungkinan sebab-sebab mogoknya mobil itu. Tidak akan pernah terpikir olehnya bahwa mobilnya akan bisa mogok manakala segala sesuatu berada dalam kondisi yang prima. Untuk membuat mobilnya bisa berjalan lagi, dia akan menggunakan cara apa pun yang bisa dilakukannya. Dia tidak akan pernah duduk-duduk saja menunggu mobilnya bisa berjalan lagi.
Jika seseorang merasa lapar, dia akan berpikir tentang makanan. Jika dia haus, dia akan memikirkan air. Jika dia kedinginan, dia akan mengenakan pakaian tambahan atau menyalakan api. Dia tidak akan pernah duduk-duduk saja sambil meyakinkan dirinya bahwa suatu kebetulan akan menyelesaikan masalahnya. Seseorang yang ingin mendirikan bangunan, meminta jasa seorang arsitek, dan para pekerja bangunan. Dia tidak akan pernah berharap bahwa keinginannya terlaksana dengan sendirinya.



Bersama dengan maujudnya manusia, gunung-gunung, hutan-hutan, dan lautan-lautan yang luas juga telah ada bersamanya. Dia selamanya telah melihat matahari, bulan, dan bintang bergerak dengan teratur dan terus-menerus melintasi langit.
Meski demikian, orang-orang yang berilmu di dunia, tanpa mengenal lelah, telah mencari sebab-sebab wujud-wujud dan fenomena-fenomena yang menakjubkan itu. Tidak pernah mereka mengatakan: “Selama kita hidup, kita telah menyaksikan benda-benda langit tersebut dalam bentuknya seperti yang sekarang ini. Karena itu, tentu mereka terwujud dengan sendirinya.”
Hasrat ingin tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini memaksa kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya, ataukah ia memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain?”
Apakah sistem mengagumkan yang berlaku di seluruh alam semesta ini, yang diatur oleh hukum-hukum abadi tanpa kekecualian dan yang membimbing segala sesuatu menuju tujuannya yang unik, dikendalikan oleh suatu kekuasaan dan pengetahuan yang tak terbatas, ataukah ia muncul secara kebetulan saja?
Jawaban terhadap pertanyaan ini positif, artinya ke manapun manusia melihat di seluruh penjuru semesta ini, ia akan melihat bukti-bukti yang melimpah akan adanya satu Pencipta dan Kekuatan Pemelihara, sebab manusia melihat bahwa setiap ciptaan itu menikmati anugerah-anugerah wujud dan secara otomatis bergerak mengikuti jalan yang tertentu, akhirnya lenyap dan digantikan makhluk yang lain. Makhluk-makhluk ini tidak pernah mewujudkan dirinya sendiri, menciptakan arah perkembangannya sendiri, ataupun memainkan peran sekecil apa pun dalam menciptakan atau mengorganisasi eksistensi mereka.
Kita sendiri tidak memilih kemanusiaan kita atau karakteristik-karakteristik manusiawi kita; kita diciptakan sebagai manusia dan diberi karakteristik-karakteristik kemanusiaan tersebut. Sama halnya, akal kita tidak akan pernah bisa menerima bahwa semua wujud yang ada di alam semesta ini terwujud secara kebetulan saja, dan bahwa sistem wujud itu muncul begitu saja.
Akal kita tidak akan pernah bisa menerima bahwa semua wujud yang ada di alam semesta ini terwujud secara kebetulan saja, dan bahwa sistem wujud itu muncul begitu saja. Akal kita tidak bisa menerima bahwa sejumlah potongan batu bata telah berkumpul bersama-sama secara kebetulan dan dengan sendirinya untuk membentuk sebuah rumah.
Menurut teori peluang, sebagai contoh, bila kita mengocok huruf yang tertulis dalam kertas masing-masing bertuliskan A, B, C hingga Z (ada 26 huruf). Kemudian kita ambil satu demi satu dan diletakkan di atas meja berurutan. Maka peluang kemunculan huruf-huruf tersebut berurutan ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ adalah kurang dari 0,0000000000000000000000000025 atau kurang dari seperempatratus trilyun trilyun.
Dalam tubuh manusia (70 kg) terdapat sekitar 7 trilyun trilyun trilyun atom (99%nya adalah Hidrogen, Oksigen dan Karbon).  Bisakah kita bayangkan betapa kecil kemungkinan 7 trilyun trilyun trilyun atom ini membentuk, menyusun, berinteraksi dengan sangat kompleks secara “kebetulan” sehingga seorang manusia mewujud di dunia dengan kelengkapan sistem kehidupannyanya ?
Bagaimana pula dengan masyarakat manusia yang terdiri atas milyaran manusia dan tak terhitung spesies-spesies tumbuhan dan hewan baik di daratan maupun di lautan yang tertata rapi membentuk rantai-rantai ekosistem dan berbagai keteraturan dan kesalingterkaitan?
Bagaimana pula dengan planet bumi yang terdiri atas trilyun trilyun trilyun ….. atom yang tertata sedemikian rapi dengan pergantian musimnya, hukum-hukum geologis, hukum-hukum meteorologi, siklus air, keteraturan arus-arus lautan, dan tak terhitung keteraturan-keteraturan lain?
Bagaimana pula dengan posisi bumi di tatanan tata surya, yang “melayang-layang” tanpa tiang bersama planet-planet lain; dan mengikuti berbagai aturan yang bahkan terukur dengan sangat nyata seperti hukum Keppler? Dengan posisi rotasi yang memungkinkan siklus empat musim? Bagaimana pula tata surya sebagai satu dari 100 milyar bintang yang berputar-putar mengitari pusat galaksi bima sakti ?
Jadi realisme instinktif manusia menyatakan bahwa alam wujud pastilah memiliki satu penopang yang merupakan Sumber wujud  dan Pencipta serta Pemelihara alam semesta, dan bahwa Wujud serta Sumber kekuasaan dan pengetahuan yang tak terbatas ini adalah Tuhan, sumber segala wujud dalam sistem eksistensi.
Jika manusia memperhatikan alam ini dengan pikirannya dan mengkajinya dengan akalnya, maka ia akan mendapatinya seperti rumah yang dibangun dan tersedia di dalamnya semua yang dibutuhkannya. Langit terbentang sebagai atap, bumi terhampar sebagai alas, bintang-bintang bercahaya sebagai lampu dan mutiara-mutiara terpendam sebagai simpanan, udara dengan oksigen di dalamnya untuk bernafas, air yang melimpah ruah di seluruh bumi untuk minuman. Semua itu tersedia di dalamnya. Dan manusia adalah sebagai pemilik rumah yang memiliki dan menikmati semua yang ada di dalamnya.
Aneka tumbuhan tersedia bagi kebutuhannya, baik untuk dimakan maupun obat-obatan. Aneka binatang tersedia bagi kebutuhannya juga, baik untuk dimakan maupun kendaraan dan lain-lain. Juga aneka barang tambang, yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Di dalam hal ini terdapat bukti yang jelas bahwa alam ini diciptakan dengan perhitungan, keteraturan dan keserasian. Dan bahwa penciptanya adalah satu. Dialah yang mengatur dan menyusun sebagian terhadap bagian lainnya. Mahaagung kesucian-Nya. Mahatinggi kemurahan-Nya, Mahamulia wajah-Nya dan tiada tuhan selain-Nya. Mahatinggi Dia dari apa yang dikatakan orang-orang murtad, dan Mahaagung dari apa yang diyakini orang-orang ingkar.
Jika manusia memperhatikan alam ini dengan pikirannya dan mengkajinya dengan akalnya, maka ia akan mendapatinya seperti rumah yang dibangun dan tersedia di dalamnya semua yang dibutuhkannya. Langit terbentang sebagai atap, bumi terhampar sebagai alas, bintang-bintang bercahaya sebagai lampu dan mutiara-mutiara terpendam sebagai simpanan, udara dengan oksigen di dalamnya untuk bernafas, air yang melimpah ruah di seluruh bumi untuk minuman. Semua itu tersedia di dalamnya. Dan manusia adalah sebagai pemilik rumah yang memiliki dan menikmati semua yang ada di dalamnya.
Aneka tumbuhan tersedia bagi kebutuhannya, baik untuk dimakan maupun obat-obatan. Aneka binatang tersedia bagi kebutuhannya juga, baik untuk dimakan maupun kendaraan dan lain-lain. Juga aneka barang tambang, yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Di dalam hal ini terdapat bukti yang jelas bahwa alam ini diciptakan dengan perhitungan, keteraturan dan keserasian. Dan bahwa penciptanya adalah satu. Dialah yang mengatur dan menyusun sebagian terhadap bagian lainnya. Mahaagung kesucian-Nya. Mahatinggi kemurahan-Nya, Mahamulia wajah-Nya dan tiada tuhan selain-Nya. Mahatinggi Dia dari apa yang dikatakan orang-orang murtad, dan Mahaagung dari apa yang diyakini orang-orang ingkar.
Dengan merujuk pada pembahasan terdahulu, muncullah pertanyaan ini: Jika seluruh alam semesta dan setiap bagiannya, dari atom sampai galaksi dan dari mineral sampai manusia, merupakan tanda-tanda jelas yang menunjukkan Kearifan, Kekuasaan, Berkehendak, Keesaan, Pengasih, dan sifat-sifat lain Pencipta alam semesta, apakah tidak berarti bahwa alam semesta ini juga merupakan suatu bukti yang jelas dan tidak terbantahkan tentang eksistensi Pencipta itu sendiri?
Wujud manusia tidaklah bersumber dari dirinya sendiri, demikian pula kualitas-kualitas yang dimilikinya tidak muncul dari kehendaknya sendiri. Tidak pula perjalanan hidupnya, yang bermula sejak saat pertama keberadaan, berada dalam kontrolnya; tidak pula dia bisa menganggap bahwa sistem ini merupakan suatu kejadian yang bersifat acak, atau bahwa eksistensinya dan sistemnya muncul dari lingkungan asal-usulnya. Wujud dari lingkungan ini dan sistem yang mengaturnya bukan produk dari lingkungannya. Mereka tidak muncul secara kebetulan.
Dengan demikian kita tidak punya pilihan lain selain mengukuhkan maujudnya satu sumber penciptaan yang menciptakan dan memelihara semua hal. Dia-lah yang menganugerahkan wujud kepada semua wujud dan kemudian membimbingnya ke arah kesempurnaannya sendiri yang khas melalui satu sistem yang khusus.
Karena kita melihat satu sistem tunggal di alam semesta ini di mana makhluk-makhluk diciptakan dalam keadaan saling bergantung maka kita mesti menyimpulkan bahwa Sumber penciptaan yang mewujudkan sistem ini adalah Satu.
ALLAH SWT  berfirman:
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah langit dan bumi telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang Mempunyai Arasy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS (AL-ANBIYA) : 22)
Ketunggalan Wujud Wajib tidaklah merupakan ketunggalan numerik, karena dua, tiga dan empat dan seterusnya sama sekali mustahil bagi Wujud Wajib. KetunggalanNya bukanlah merupakan ketunggalan partikular yang ditemukan pada suatu individu dari suatu hal yang alamiah; tidak juga merupakan ketunggalan generik atau spesifik yang ditemukan pada setiap gagasan umum atau setiap kuiditas. KetunggalanNya tidak juga merupakan ketunggalan konjungtif yang ditemui ketika sejumlah benda diatur atau disatukan menjadi sebuah hal yang tunggal; tidak juga merupakan ketunggalan hubungan yang ditemukan dalam kuantitas-kuantitas dan hal-hal yang terukur.
Tidak juga, merupakan ketunggalan-ketunggalan relatif yang lain. Tidak, KetunggalanNya bukanlah (ketunggalan-ketunggalan relatif ini), tidak diketahui dalam intinya yang paling hakiki, sebagaimana ZatNya –Maha Mulia Ia- kecuali bahwa KetunggalanNya adalah Sumber seluruh ketunggalan-ketunggalan (lain ini), sebagaimana wujudNya adalah Sumber seluruh wujud-wujud (partikular). Maka: Tidak ada yang kedua bagiNya.



DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.2000.Ensiklopedi Muslim.Darul Fikr.Jakarta Timur.
Ahmad Barizi.2004.Pandangan Muhammad Abduh tentang Dunia Malaikat.Hikmah.Jakarta.
Ahsin W,dkk.2008.Kamus Ilmu Al-Quran.Sinar Grafika Offset.Jakarta
Al fauzan, dkk.1998.Kitab Tauhid.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Departemen Agama.2002.Al-Quran dan Terjemahnya.Mekar Surabaya.
Fatah Idris, Mustofa.1994.Jalan Menuju Surga.Al Ikhlas. Surabaya Indonesia
Masaru Emoto.2006.The True Power Of Water.MQ Publishing.Bandung.
Muh Ali-Ash-Shabunie.1983.Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran.Al Ikhlas. Syrabaya Indonesia.
Muhammad Syahrir.2007.Perjumpaan Dengan Iblis.Lentera Jakarta.
Muhammad Salin Mahyasin.2005.Sejarah Al Quran.Akademika Pressindo Jakarta.
Muhsin Labib.2004.Mengurai Tasawuf Irfan dan Kebatinan.Lentera Jakarta.
Moh Rifai.1984.Perbandingan Agama.Wicaksana.Semarang
Nurcholish 2004.Madjid.Pintu-pintu menuju Tuhan.Paramadina.Jakarta Selatan.
Nashir Makarim Syirazi.2005.Berhubungan dengan Roh.Lentera.Jakarta
Samir bin Amin Zuhari.Azab Kubur, Penyebab dan penangkalnya.Akademika Pressindo Jakarta.
Zarkasyi.1983.Usuludin.Tri Murti.Gontor Ponorogo.
http://www.fisikanet.lipi.go.id, Freddy P. Zen (ITB), Betulkah Alam Semesta Paralel?, fisik@nets, 20 Juli 2009
http://www.e-smartschool.com, _,Tata Surya, 9 Desember 2009
http://www.e_smartschool.com, _,Komet, 9 Desember 2009
http://www.e_smartschool.com, _,Bulan, 9 Desember 2009
http://www.e-smartschool.com, _,Apakah Galaksi itu?, 9 Desember 2009
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya, 9 Desember 2009
http://Syahadat.com, attachment:/41/159-dalil-surga-dan-neraka.htm, 26 Juli 2009
http://my-mercusuar.blogspot.com/Blog Tutorial and Islam Blog_ Asal mula alam semesta.mht, 28 Juli 2009
http://febdian.net/drupal/, 28 Juli 2009
http://muxlim.com/ attachment:/96/default.htm, 24 Juli 2009
http://id.shvoong.com/books/ Menyingkap Alam Ruh.mht, 24 Juli 2009
http://blog.uad.ac.id/.../ 05/20/air-di-galaksi-asing/, 30 Juli 2009
http://1.bp.blogspot.com__OsaEvOWOntI_SEz1Ic0BEqI_AAAAAAAAA-M_v91KR24pwbg_s400_janin.jpg, 30 Juli 2009
http://imagehost.ngobrolaja.com_files_maxi_22greenwheel.jpg, 30 Juli 2009
http://img260.imageshack.us_img260_21_mirrorau5.png, 30 Juli 2009
http://photos-p.friendster.com_photos_65_67_83347656_1_597651987l.jpg, 30 Juli
http://islamlib.com/attachment:/110/default.htm, 4 Agustus 2009
http://www.supermance.com/feed, Asal Usul Manusia Yang Membingungkan, 2 Agustus 2006
http://www.suaramerdeka.com_beta1_news_images_499f050acd729.jpg, 2 Agustus 2009
http://aslamiyah.cybermq.com/attachment:/213/nama-nama-neraka-dan-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://www.syahadat.com/attachment:/235/1073-nama-nama-surga-dan-calon-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://alam.leoniko.or.id/alam_semesta.htm, 2 Agustus 2009
http://wetty1804.wordpress.com/2008/06/02/hello-world/, 2 Agustus 2009
http://yasirmaster.blogspot.com/ attachment:/323/misteri-bentuk-jagat-raya-dan-materi.html, 2 Agustus 2009
http://osdir.com/ml/attachment:/518/msg01118.html, 7 Agustus 2009
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/022.htm, 5 Maret 2010
http://arsumba.com/2010/02/keseimbangan-alam/
http://blog.its.ac.id/ichwanmarine/2008/02/12/dia-menurunkan-hujan-dari-langit/

DAFTAR ISI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar