Senin, 16 Maret 2015

Bab 2 Halaman 4, Teori string (garis)

Teori string(garis)




Sampai pada tiga dekade lalu, paradigma benda dalam fisika selalu diambil sebagai titik tak berdimensi (berdimensi nol), bergerak dalam ruang-waktu yang membentuk garis berdimensi satu. Pada akhir abad ke-20, para ahli fisika mulai memandang bahwa partikel bukanlah titik tak berdimesi, tetapi berupa garis  dengan ukuran yang sangat kecil.
Ukuran sekecil itu dapat diukur dengan menggunakan energi yang sangat tinggi, dengan menggunakan pemercepat partikel yang ada sekarang konon dengan energi sebesar saat alam semesta terbentuk, belum mampu mengukur panjang ”partikel” string. Akibatnya, kemunculan paradigma baru ini bukan didorong oleh observasi, tetapi lebih kepada hipotesis dan konsistensi dalam merumuskan teori kuantum gravitasi, yaitu penggabungan teori gravitasi Einstein dan teori kuantum.
Telah lama diketahui bahwa ada empat interaksi yang memengaruhi dinamika benda, dari galaksi yang sangat besar sampai partikel yang sangat kecil seperti quarks, masing-masing interaksi tersebut adalah elektromaghnetik, lemah, kuat, dan gravitasi. Karena teori yang ada mencakup juga benda-benda yang sangat kecil, teori yang dibangun haruslah konsisten dengan teori kuantum. Interaksi  elektromaghnetik, lemah, dan kuat dapat dirumuskan secara konsisten. Sebagai contoh, interaksi dalam model kuantum elektromagnetik di mediasi oleh foton (partikel cahaya yang tidak bermuatan listrik dengan massadiam nol ).





Seharusnya, interaksi kuantum gravitasi di mediasi oleh graviton, partikel tidak bermuatan dan tidak bermassa dengan spin dua. Tetapi, masalahnya interaksi gravitasi tidak konsisten dengan kuantum. Kalau dipaksakan perumusannya, timbul suku tak hingga dalam orde perturbasinya. Nah, dengan memandang partikel sebagai garis, gravitasi dapat digabung dengan kuantum. Sayangnya, ada yang harus ”dibayar”, yaitu berupa ruang-waktunya bukanlah berdimensi empat seperti yang kita alami sekarang, tetapi berdimensi sepuluh (satu dimensi waktu dan sembilan dimensi ruang).
Dengan memodelkan partikel sebagai garis, timbul banyak pertanyaan, misalnya bagaimana menghubungkan string yang berbentuk tali, dengan partikel titik yang ada sekarang, misalnya elektron, proton, neutron, dan lain-lain? Yang lebih penting, bagaimana model string dapat mengakomodasi gravitasi. Partikel dimodelkan sebagai titik yang tidak berdimensi, kemudian berpropagasi dalam ruang dan waktu sehingga membentuk garis. 
Untuk partikel yang sangat kecil, di mana konsep kuantum berlaku, garisnya banyak sekali, dan yang dioptimalisasi adalah jumlah semua garis yang mungkin. Dengan konsep yang sama, dapat digunakan untuk model garis. Bedanya dengan partikel titik adalah di sini menjumlahkan luas, yang bentuknya bisa bermacam-macam, misalnya bentuk bola, bentuk kue donat, dan lain-lain. Untuk menghubungkan dengan dunia partikel yang telah ditemukan terlebih dahulu, maka eksitasi string yang frekuensinya berbeda-beda diinterpretasikan sebagai massa partikel yang ada. Misalnya pada keadaan yang paling dasar, yaitu keadaan tanpa eksitasi, partikelnya disebut tachyon yang bermassa diam imajiner, sehingga kecepatan geraknya melebihi kecepatan cahaya.
Max Tegmark telah mengungkapkan bahwa ahli fisika telah menetapkan ada 4 tingkatan dalam alam semesta paralel.
1.      Tingkat pertama
Pengenalan istilah garis horison alam semesta
Jika seumpamanya umur jagat raya kita baru berumur 2 tahun, maka kita hanya akan melihat benda benda yang berjarak 2 tahun cahaya. Cahaya membutuhkan waktu untuk berjalan sehingga ketika sebuah benda yang memancarkan cahaya yang berjarak 3 tahun cahaya dari Bumi belum terlihat sekarang dan akan terlihat setelah umur jagat raya kita 3 tahun. Benda yang jaraknya lebih dari umur jagat raya kita dinamakan benda diluar garis horison. Umur jagat raya kita diperkirakan 15 milyar tahun sehingga kita hanya dapat melihat benda yang berjarak 15 milyar tahun cahaya.



Hipotesis Max Tegmark tingkat pertama ini menyatakan bahwa alam semesta paralel tidak dapat kita lihat karena ia beredar diluar garis horison alam semesta kita. Analoginya seperti kita melihat kapal di tengah lautan, kita tidak dapat melihat kapal ditengah laut. Kita dapat melihat kapal apabila kapal tersebut mendekati kita dan masuk dalam horison. Alam semesta paralel tingkat pertama ini digambarkan dengan gelembung udara yang saling berdesak-desakan dalam ruang yang disebut dengan jagat raya.


2.      Tingkat kedua
Teori ini menyatakan jika tingkat pertama hanya terdapat satu jagat raya, maka tingkat kedua ini mempunyai banyak jagat raya. Kita selamanya tidak dapat melihat jagat raya lainnya dikarenakan cepatnya perkembangan jagat raya.

3.      Tingkat ketiga
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya berada di sekitar kita. Teori ini berkembang dari teori kuantum yang menyatakan bahwa proses kuantum acak menyebabkan alam semesta bercabang dengan banyaknya kemungkinan yang terjadi.

4.      Tingkat keempat.


Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya tidak hanya berada diluar horison alam semesta kita tetapi juga berbeda dengan alam semesta kita tetapi keadaan alam tersebut bebeda dalam segala hal, misalnya waktu, hukum fisika dan jagat raya.

Kita berada di alam manusia yang tidak bisa masuk ke alam dimensi lain, kecuali sebagian manusia yang diberi kemampuan lebih oleh Allah untuk bisa melihat dan masuk ke alam dimensi lain. Setiap alam mempunyai dimensi yang berbeda-beda tetapi tempatnya sama yaitu jagat raya, jadi jagat raya ini adalah tempat dimana banyak alam semesta berada.
Kita dapat mengkategorikan setiap alam dengan melihat asal mula pembentuk makhluk penghuninya. Maksudnya adalah manusia terbuat dari tanah, jin tebuat dari api, malaikat terbuat dari cahaya.

Kita dapat mengambil analogi sebagai berikut :
Manusia adalah makhluk yang terbuat dari tanah, kita tidak dapat hidup tanpa tanah, kita makan dari pepohonan yang tumbuh di tanah, kita minum yang berasal dari tanah, dan kita berpijak di atas tanah. Kalau kita berpikir lebih dalam hal ini adalah satu bukti bahwa kita terbuat dari tanah.
Dari analogi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa setiap makhluk Allah tidak dapat hidup lepas dari unsur pembuatnya, manusia hidup di alam yang dipenuhi tanah, jin hidup di alam yang terbuat api dan malaikat hidup dalam alam yang terbuat dari cahaya. Dari dasar inilah kita dapat mengklasifikasikan alam dari makhluk penghuninya yaitu :
1.      Alam Manusia (Tanah)
2.      Alam Api (Jin)
3.      Alam Energi/Ruh (barzakh)
4.      Alam Cahaya (Malaikat)
5.      Alam Allah
Klasifikasi Alam ini berbeda dengan klasifikasi alam pada bab sebelumnya yang mendifinisikan alam menjadi 7 tingkatan. Apabila kita mendalami ayat Al-Quran dalam Surat Al-Fulsilat lebih dalam terdapat kata-kata Allah menciptakan 7 langit dalam dua masa (waktu). “Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa”. Ayat ini merujuk bahwa 7 tingkatan alam ini tidak hanya saat kita sekarang, tetapi dalam waktu yang berbeda. 7 tingkatan langit ini akan dibahas dalam bab selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.2000.Ensiklopedi Muslim.Darul Fikr.Jakarta Timur.
Ahmad Barizi.2004.Pandangan Muhammad Abduh tentang Dunia Malaikat.Hikmah.Jakarta.
Ahsin W,dkk.2008.Kamus Ilmu Al-Quran.Sinar Grafika Offset.Jakarta
Al fauzan, dkk.1998.Kitab Tauhid.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta
Departemen Agama.2002.Al-Quran dan Terjemahnya.Mekar Surabaya.
Fatah Idris, Mustofa.1994.Jalan Menuju Surga.Al Ikhlas. Surabaya Indonesia
Masaru Emoto.2006.The True Power Of Water.MQ Publishing.Bandung.
Muh Ali-Ash-Shabunie.1983.Pengantar Ilmu-ilmu Al-Quran.Al Ikhlas. Syrabaya Indonesia.
Muhammad Syahrir.2007.Perjumpaan Dengan Iblis.Lentera Jakarta.
Muhammad Salin Mahyasin.2005.Sejarah Al Quran.Akademika Pressindo Jakarta.
Muhsin Labib.2004.Mengurai Tasawuf Irfan dan Kebatinan.Lentera Jakarta.
Moh Rifai.1984.Perbandingan Agama.Wicaksana.Semarang
Nurcholish 2004.Madjid.Pintu-pintu menuju Tuhan.Paramadina.Jakarta Selatan.
Nashir Makarim Syirazi.2005.Berhubungan dengan Roh.Lentera.Jakarta
Samir bin Amin Zuhari.Azab Kubur, Penyebab dan penangkalnya.Akademika Pressindo Jakarta.
Zarkasyi.1983.Usuludin.Tri Murti.Gontor Ponorogo.
http://www.fisikanet.lipi.go.id, Freddy P. Zen (ITB), Betulkah Alam Semesta Paralel?, fisik@nets, 20 Juli 2009
http://www.e-smartschool.com, _,Tata Surya, 9 Desember 2009
http://www.e_smartschool.com, _,Komet, 9 Desember 2009
http://www.e_smartschool.com, _,Bulan, 9 Desember 2009
http://www.e-smartschool.com, _,Apakah Galaksi itu?, 9 Desember 2009
http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya, 9 Desember 2009
http://Syahadat.com, attachment:/41/159-dalil-surga-dan-neraka.htm, 26 Juli 2009
http://my-mercusuar.blogspot.com/Blog Tutorial and Islam Blog_ Asal mula alam semesta.mht, 28 Juli 2009
http://febdian.net/drupal/, 28 Juli 2009
http://muxlim.com/ attachment:/96/default.htm, 24 Juli 2009
http://id.shvoong.com/books/ Menyingkap Alam Ruh.mht, 24 Juli 2009
http://blog.uad.ac.id/.../ 05/20/air-di-galaksi-asing/, 30 Juli 2009
http://1.bp.blogspot.com__OsaEvOWOntI_SEz1Ic0BEqI_AAAAAAAAA-M_v91KR24pwbg_s400_janin.jpg, 30 Juli 2009
http://imagehost.ngobrolaja.com_files_maxi_22greenwheel.jpg, 30 Juli 2009
http://img260.imageshack.us_img260_21_mirrorau5.png, 30 Juli 2009
http://photos-p.friendster.com_photos_65_67_83347656_1_597651987l.jpg, 30 Juli
http://islamlib.com/attachment:/110/default.htm, 4 Agustus 2009
http://www.supermance.com/feed, Asal Usul Manusia Yang Membingungkan, 2 Agustus 2006
http://www.suaramerdeka.com_beta1_news_images_499f050acd729.jpg, 2 Agustus 2009
http://aslamiyah.cybermq.com/attachment:/213/nama-nama-neraka-dan-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://www.syahadat.com/attachment:/235/1073-nama-nama-surga-dan-calon-penghuninya.htm, 4 Agustus 2009
http://alam.leoniko.or.id/alam_semesta.htm, 2 Agustus 2009
http://wetty1804.wordpress.com/2008/06/02/hello-world/, 2 Agustus 2009
http://yasirmaster.blogspot.com/ attachment:/323/misteri-bentuk-jagat-raya-dan-materi.html, 2 Agustus 2009
http://osdir.com/ml/attachment:/518/msg01118.html, 7 Agustus 2009
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/022.htm, 5 Maret 2010
http://arsumba.com/2010/02/keseimbangan-alam/
http://blog.its.ac.id/ichwanmarine/2008/02/12/dia-menurunkan-hujan-dari-langit/

DAFTAR ISI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar